Ayo berkenalan dengan Filsafat

Pada tanggal 21 November 2024, HIMAHI FISIP UH mengadakan diskusi dasar dengan tajuk ‘Deep Dive into Science : Memahami Apa yang Sedang Kamu KuliaHI’. Diskusi ini bertujuan untuk memperkenalkan filsafat ilmu sebagai landasan dalam memahami ilmu pengetahuan. Artikel ini kemudian hadir untuk turut menghadirkan materi yang dipelajari pada pelaksanaan diskusi ke dalam bentuk tulisan yang dapat diakses oleh HI-mates di manapun berada.

Pada dasarnya, filsafat dan ilmu pengetahuan adalah dua aspek yang saling berkaitan satu sama lain. Filsafat sebagai suatu proses kemudian menjadi landasan ilmu pengetahuan yang mempertanyakan realitas segala yang ada. Oleh karenanya, Filsafat Ilmu merupakan cabang filsafat yang dipelajari untuk bisa mengetahui hakikat ilmu dan segala sesuatu di dalam kehidupan. Sering kali seseorang mempunyai keinginan untuk mengetahui sesuatu dalam kehidupan sehari-hari. Rasa keingintahuan tersebut yang coba dijawab melalui proses berfilsafat, mempertanyakan realitas yang ada dengan menggunakan logika untuk mencapai kesimpulan yang benar.

Nah, secara etimologi Filsafat diambil dari bahasa Yunani “Philosophia” yang berasal dari dua kata: “philos”, yang berarti cinta, atau “philia”, yang berarti persahabatan atau “tertarik kepada”, dan “sophia”, yang berarti pengetahuan, keterampilan, atau pemahaman. Jadi, filsafat berarti cinta pada kebijaksanaan atau pengetahuan. Beberapa tokoh terkenal yang menyatakan pemikiran mereka terkait filsafat di antaranya adalah Sokrates (470 – 399 SM) dengan fokus utama pada metode dialektika dalam mengasah pemikiran kritis dalam berfilsafat. Kemudian, Plato (427-347 SM) yang menyatakan bahwa filsafat adalah pengetahuan tentang segala yang ada dan membedakan dunia fisik dan dunia ide, kemudian Aristoteles (384-322 SM) menyatakan bahwa filsafat adalah proses menyelidiki sebab dan asas segala benda melalui objek empiris.

Memasuki abad ke-18, Immanuel Kant menyatakan bahwa filsafat ialah ilmu pokok dan pangkal segala pengetahuan yang di dalamnya tercakup empat unsur yaitu, metafisika, etika, agama dan antropologi yang menjawab pertanyaan mendasar. Metafisika merupakan bagian filsafat ilmu yang mempelajari realitas dan segala yang ada, meliputi ruang dan waktu, eksistensi. Etika pada sisi yang lain menurut Kant adalah yang pemahaman universal terkait moral dan adab yang berlaku bagi kehidupan manusia. Selanjutnya, Doktrin ialah apa yang  didapatkan melalui kepercayaan, dan yang terakhir adalah Antropologi sebagai konsep perilaku manusia dengan sesamanya.

Apakah Pengetahuan dan Ilmu adalah hal yang sama?

Terdapat perbedaan yang jelas di antara pengetahuan dan ilmu. Pengetahuan adalah informasi yang didapatkan oleh individu melalui berbagai sumber, di antaranya terdapat sumber pengetahuan yang didapatkan melalui fungsi indra (penglihatan, pendengaran, apa yang dapat dirasakan) pada hal-hal yang sifatnya transparan. Kemudian terdapat proses berpikir, di mana individu mengelola hasil pengamatan yang ia dapatkan dan dilanjutkan dengan olah pikir, bagaimana ia mengelola, menggunakan hasil berpikir. Dan terdapat pula pengetahuan yang didapatkan melalui doktrin, sesuatu yang tidak dijelaskan tetapi menuntut untuk diterima.

Pengetahuan dapat bersifat subjektif, di sisi lain, ilmu merupakan kumpulan pengetahuan yang telah melalui proses pembuktian sehingga bersifat ilmiah dan universal. Filsafat secara esensi berkaitan dengan sebuah proses pemikiran yang menggunakan nalar, sebagai upaya manusia dalam memahami segala sesuatu yang ada di sekitar mereka. Terdapat beberapa pilar dalam filsafat ilmu yang menjadi landasan suatu pengetahuan dapat dikategorikan sebagai suatu ilmu, pilar tersebut menghubungkan keterkaitan aspek-aspek yang mempengaruhi ilmu dan sebaliknya. Pada dasarnya, pilar filsafat ilmu dibedakan menjadi pilar pada aspek ontologis, epistimologis dan aksiologis yang satu sama lain mempunyai pengertian dan fungsi yang berbeda tetapi saling melengkapi satu sama lain.

Aspek Epistemologi, Ontologi dan Aksiologi dalam Ilmu Pengetahuan

Hubungan pilar satu dan yang lainnya, masing-masing menjelaskan aspek yang hadir dalam ilmu pengetahuan. Aspek Ontologi berasal dari kata ontos yang berarti berada dan logis yang berarti ilmu, sehingga ia mengkaji keberadaan objek yang hendak diketahui dalam ilmu pengetahuan. Dalam aspek Ontologi, terdapat unsur eksistensi (kehadiran objek empiris) dan esensi (nilai yang dimiliki) untuk menghadirkan suatu entitas. Setelah aspek Ontologi, kemudian pertanyaan bagaimana cara untuk mendapatkan Pengetahuan secara ilmiah dan dapat dipertanggungjawabkan, hadir dalam aspek Epistemologi.

Dalam Epistemologi, kita dapat memahaminya secara tata bahasa sebagai gabungan dari dua kata yaitu episteme yang berarti pengetahuan dan logos yang berarti ilmu. Epistemologi adalah cabang ilmu filsafat yang membicarakan hakikat dan bagaimana cara mendapatkan ilmu pengetahuan. Cabang ini berusaha menemukan jawaban atas pertanyaan bagaimana yang “Ada” itu berada. Proses ada itu dari sisi ilmu pengetahuan tentu mengikuti prinsip-prinsip teoritik yang jelas. Kekaguman manusia terhadap sesuatu yang “Ada”, kemudian diproses menggunakan nalar dan akan melahirkan Epistemologi.

Untuk pilar yang terakhir adalah Aksiologi, yang membicarakan tentang tujuan dan fungsi dari ilmu pengetahuan itu sendiri. Aksiologi mempertanyakan hakikat dan manfaat yang sebenarnya diberikan suatu ilmu pengetahuan, karena pada hakikatnya ilmu pengetahuan tentunya harus memiliki kebermanfaatan yang jelas dan tentunya tidak bebas nilai dan keberpihakan. Dalam Aksiologi, suatu ilmu dapat memberikan manfaat dalam unsur etika dan estetika. Dengan demikian, unsur aksiologi disimpulkan sebagai kajian nilai kegunaan.  

Seiring dengan perkembangan keilmuan dalam dunia modern, filsafat tetap menjadi landasan suatu keilmuan, dan prosesnya dilaksanakan dalam keseharian. Filsafat digunakan sebagai proses penalaran ilmiah yang dibutuhkan manusia dalam menemukan dan menjalankan fungsi ilmu pengetahuan. Dalam proses berfilsafat inilah, metode penelitian merupakan salah satu bentuk kegiatan mempertanyakan segala sesuatu dan menguji kebenarannya.

Referensi

Drs. H. Mundiri, 2015, Logika, Jakarta, Rajawali Pers.

Endraswara, S, 2021, Filsafat Ilmu, Media Pressindo

Kusbandrijo, B, 2019, Dasar-dasar logika, Prenada Media.

Prof. Dr. Mukhtar Latif, M. Pd, 2014, Orientasi ke Arah Pemahaman Filsafat Ilmu, Jakarta,

Prenadamedi Group.


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *