#3 Story and Memory of History : Menapak kembali lahirnya Hubungan Internasional 

HI adalah Ilmu dan juga sebuah praktik panjang

Ilmu Hubungan Internasional (HI) adalah cabang ilmu sosial yang mempelajari hubungan antar negara, organisasi internasional, perusahaan multinasional, Non-Governmental Organization dan berbagai aktor HI lainnya yang berperan dalam dunia internasional. Ilmu ini berkembang ketika manusia mulai menyadari bahwa situasi yang terjadi di sekitarnya sangat dipengaruhi oleh interaksi negara dalam dunia internasional. Ilmu ini mempelajari bagaimana beragam situasi dalam skala nasional, dipengaruhi oleh aktor-aktor yang berperan penting dalam politik internasional sehingga perlu untuk memahami pola interaksi negara dalam bekerja sama dan yang terburuk adalah mengapa konflik terjadi. 

Teknologi terus berkembang, HI menjelma ilmu yang sangat luas dengan hampir setiap aspek dalam kehidupan kini dapat dikaji menggunakan ilmu ini. Hingga di mana kita menyadari bahwa dinamika dunia internasional dapat mempengaruhi sikap yang ditunjukkan oleh negara itu sendiri dalam merespon banyak aspek seperti hak asasi manusia, perubahan iklim, globalisasi, dan isu-isu modern lainnya. 

HI sebenarnya telah hadir jauh sebelum ia menjelma sebagai ilmu pengetahuan, karena praktik-praktiknya telah terjadi dalam berbagai bentuk fenomena. Jauh sebelum HI dinyatakan sebagai disiplin ilmu pada tahun 1919, konsep negara yang kita kenal saat ini telah hadir pada masa Yunani Kuno dalam bentuk kerajaan, peradaban dengan kebijakan dan peraturan, peperangan  Kekaisaran Ottoman dan Rusia, hingga diplomasi yang dilakukan Kerajaan Gowa Tallo di Nusantara. Praktik-praktik HI telah dilakukan oleh kerajaan-kerajaan yang ada pada masa lampau atau bisa disebut zaman pra-modern. Salah satu karya terkenal yang menggambarkan perang di masa lalu adalah The History of the Peloponnesian War oleh Thucydides. Buku ini pertama kali diterbitkan pada tahun 1830, menceritakan perang Athena dan Sparta, serta menjelaskan pentingnya kekuasaan dan kepentingan negara dalam hubungan. Bahkan Ide ini masih relevan hingga saat ini.

Konsep kedaulatan negara 

Tahun 1648 menjadi tonggak penting dalam sejarah HI dengan adanya perjanjian Westphalia, perjanjian ini mengakhiri Perang Tiga Puluh Tahun di Eropa dan memperkenalkan konsep kedaulatan negara. Artinya, setiap negara memiliki hak untuk mengatur urusannya sendiri tanpa campur tangan pihak luar, konsep ini menjadi dasar sistem hubungan internasional modern dan masih digunakan hingga sekarang. HI sebagai suatu disiplin ilmu baru diakui pada tahun 1919. Pada awal abad ke-20, Ilmu Hubungan Internasional mulai dikembangkan salah satu contohnya di Aberystwyth University, Wales, Inggris. 

Ilmu ini muncul setelah Perang Dunia I atau The Great War yang membawa banyak kehancuran. Saat itu, orang-orang mulai mencari cara untuk mencegah perang di masa depan. Setelah itu, muncullah berbagai Paradigma Tradisional yaitu, Realisme yang menekankan anarki internasional, Liberalisme yang fokus pada kerja sama antar negara hingga Strukturalisme yang membahas ketimpangan ekonomi dalam politik internasional. Seiring waktu, HI tidak lagi hanya membahas negara  sebagai aktor utama. Organisasi internasional seperti Inter-Governmental Organization dan Non-Governmental Organization, Multinational Corporation, hingga Individu mulai dipandang sebagai bagian penting dalam ilmu Hubungan Internasional. Hal ini membuat HI semakin luas dan kompleks.

Sejarah HI dalam upaya menciptakan perdamaian

HI tidak hanya membantu memahami konflik, tetapi juga mencari cara untuk menciptakan perdamaian. Setelah PD I, dibentuklah Liga Bangsa Bangsa (LBB) untuk mendorong kerja sama internasional dan untuk menghindari peristiwa kelam seperti Perang dunia I. Pada akhirnya, LBB tidak mampu untuk menghentikan pecahnya Perang Dunia II, organisasi ini memberikan pelajaran seberapa penting sebuah institusi global pada mulanya dibentuk. Pengalaman tersebut kemudian menjadi awal pembentukan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) yang menggantikan posisi LBB pada 1945 dan hingga sekarang menjadi tempat untuk diplomasi antar negara. Walau pada kenyataannya juga tidak mampu menegakkan keadilan di kancah internasional.

Sebagai sebuah disiplin ilmu, HI didasarkan pada sebuah kerangka keilmuan yang terstruktur dan berlandaskan pada tiga pilar utama, yaitu Ontologi, Aksiologi dan Epistimologi. Ketiga pilar ini menjadi pondasi dalam menjelaskan apa yang  dipelajari dalam HI, tentang bagaimana ilmu ini memperoleh pengetahuannya, serta tujuan yang ingin dicapai melalui penerapan ilmunya. Dengan memahami ketiga unsur tersebut, kita dapat mengenali karakteristik HI sebagai disiplin ilmu yang multidisipliner, sistematis dan relevan di era saat ini. 

Pilar keilmuan dalam ilmu HI 

Ontologi dalam ilmu HI membahas ‘Apa yang menjadi objek kajian utama’ dalam disiplin ilmu ini. HI mempelajari aktor dalam interaksi internasional. Fokus ontologi HI tidak hanya pada konflik atau kerjasama  antarnegara, tetapi juga mencakup isu-isu kontemporer seperti globalisasi, HAM, perubahan iklim, ketimpangan ekonomi, dan lainnya. Ontologi HI menunjukkan bahwa ilmu ini bersifat luas dan terus berkembang, seiring dengan dinamika dunia internasional.

Epistemologi dalam HI menjelaskan ‘bagaimana pengetahuan tentang hubungan internasional diperoleh’. Ilmu HI menggunakan pendekatan ilmiah, baik kualitatif maupun kuantitatif untuk memperoleh pola dan interaksi dalam politik global. Metode kualitatif digunakan dengan analisis sebuah studi kasus, jurnal, wawancara hingga pengamatan langsung untuk  memahami hubungan internasional secara mendalam. Metode Kuantitatif digunakan dengan analisis statistik. 

Aspek Aksiologi dalam HI berfokus pada ‘tujuan dan manfaat ilmu ini’. HI memiliki banyak tujuan dan manfaat, diantaranya: menggali dan menganalisis dinamika global, membangun kerja sama antar negara, dan yang paling utama dan menjadi latar belakang kelahirannya, ialah menciptakan perdamaian dunia. Selayaknya pembelajar HI, menghidupi HI dalam keseharian menjadi salah satu contoh upaya yang hendak dihadirkan untuk mewujudkan tujuan ilmu HI dalam gerak-gerak HIMAHI FISIP UH

HI-mates udah tau kan bagaimana sejarah lahirnya Ilmu Hubungan Internasional? kalo udah yuk! kita baca artikel seputar Hubungan Internasional lainnya! 

Referensi

Hadiwinata, B. S. (2017). Studi dan Teori Hubungan Internasional: Arus Utama, Alternatif, dan Reflektivis.Yayasan Pustaka.

Triwahyuni, D. (2013). Ilmu Hubungan Internasional: Tinjauan Epistemologi, Metodologi dan Ontologi. Diambil kembali dari repository.unikom.ac.id:https://repository.unikom.ac.id/44869/1/MPHI-1.pdf

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *