Mengenal Aktor yang terlibat dalam HI 

Pada tanggal 23 November 2024, Himpunan Mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional (HIMAHI) menghadirkan diskusi dasar yang menarik dengan tema “Who’s behind International Relations?”. Diskusi ini bertujuan untuk menggali lebih dalam mengenai peran berbagai aktor dalam ranah Hubungan Internasional. Diskusi ini diselenggarakan di Pelataran Baruga Universitas Hasanuddin, dengan menggunakan metode pembagian kelompok dan menyasar Mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional angkatan 2024 sebagai audiens. Berikut adalah review singkat terkait diskusi berikut.

Apakah kita benar-benar memahami siapa saja yang menjadi aktor dalam Hubungan Internasional? Ketika kita berbicara tentang Hubungan Internasional, biasanya yang terbayang pertama kali adalah negara-negara adidaya seperti Amerika Serikat, Rusia, dan Tiongkok yang sering mendominasi media dan pembahasan dalam konteks diplomasi. Namun, apakah benar negara adalah satu-satunya aktor utama yang mempengaruhi dinamika dunia?  Ataukah ada aktor lain yang memiliki peran tak kalah penting dalam membentuk tatanan global yang kita kenal saat ini?

Dalam pandangan tradisional, negara memang selalu diposisikan sebagai aktor utama dalam melihat fenomena Hubungan Internasional. Negara memiliki kedaulatan atas wilayahnya, kekuatan diplomatik, serta kemampuan untuk mengendalikan kebijakan luar negeri yang berpengaruh pada keseimbangan global. Namun, seiring berjalannya waktu dan perkembangan globalisasi, peran negara seolah tidak lagi cukup untuk menjelaskan secara utuh siapa saja yang terlibat dalam interaksi internasional. Apakah kita bisa mengabaikan keberadaan organisasi internasional, perusahaan multinasional, bahkan individu dalam membentuk pola-pola hubungan antarbangsa?

Kita tidak lagi hanya berbicara soal ‘Negara’ 

Cobalah kita perhatikan bagaimana organisasi internasional seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), World Trade Organization (WTO), atau ASEAN berperan dalam mengatur hubungan antarnegara. Organisasi-organisasi ini memainkan peran penting dalam merumuskan kebijakan internasional, memfasilitasi dialog antarnegara, serta menyelesaikan berbagai persoalan global, mulai dari perdamaian dan keamanan hingga perubahan iklim dan perdagangan. Pun demikian,  organisasi internasional tetap tidak memiliki kekuasaan eksekutif yang sama dengan negara, dan seringkali memiliki bias dalam penegakan keputusannya. 

Apakah kita masih bisa menganggap negara sebagai satu-satunya aktor utama, atau justru organisasi internasional kini telah menjadi kekuatan yang tak bisa diabaikan?

Selain itu, tak dapat dipungkiri bahwa perusahaan-perusahaan multinasional (MNC) kini turut memainkan peran besar dalam hubungan internasional. Dengan kapasitas ekonomi yang jauh melebihi beberapa negara, perusahaan-perusahaan besar seperti Google, Apple, atau ExxonMobil memiliki pengaruh yang sangat besar dalam politik global. Mereka seringkali mampu mempengaruhi kebijakan perdagangan, menetapkan standar industri global, bahkan berperan dalam menentukan arah perkembangan teknologi yang digunakan di berbagai belahan dunia. Apakah peran perusahaan-perusahaan ini, yang tidak memiliki kedaulatan politik seperti negara, cukup untuk menggeser dominasi negara dalam tatanan internasional?

Lalu, bagaimana dengan aktor-aktor non-pemerintah seperti LSM, media, atau bahkan individu? Lembaga swadaya masyarakat (LSM) telah menjadi aktor penting dalam memajukan isu-isu global seperti hak asasi manusia, perlindungan lingkungan, dan bantuan kemanusiaan. Media massa, baik tradisional maupun digital, juga telah membentuk opini publik yang pada gilirannya mempengaruhi kebijakan luar negeri negara-negara besar. Bahkan, individu pun kini memiliki pengaruh yang lebih besar melalui gerakan sosial atau kampanye global, seperti yang terlihat dalam gerakan perubahan iklim yang dipelopori oleh tokoh muda seperti Greta Thunberg. Dengan demikian, apakah kita masih bisa mengabaikan peran aktor-aktor non-negara ini dalam menentukan arah hubungan internasional?

Melihat mereka yang terlibat dibalik HI hari ini 

Setelah merenungkan semua ini, jawabannya semakin jelas: hubungan internasional adalah suatu jalinan interaksi yang melibatkan berbagai aktor, bukan hanya negara. Negara mungkin tetap menjadi aktor utama dalam banyak situasi, tetapi organisasi internasional, perusahaan multinasional, lembaga swadaya masyarakat, media, dan individu juga memegang peran yang sangat penting dalam membentuk dinamika global. Dengan kata lain, hubungan internasional tidak lagi bisa dipandang hanya dari sudut pandang negara sebagai aktor dominan, melainkan sebagai sebuah ekosistem kompleks yang melibatkan banyak elemen yang saling berinteraksi. Maka, untuk memahami tatanan dunia yang ada saat ini, kita harus membuka mata dan memperhitungkan keberadaan seluruh aktor ini dalam analisis kita saat memandang fenomena hubungan internasional.

Referensi 

Soetjipto, A. W., Yuliestiana, A. T. D., Suryani, D. P. S., Kinanthi, D. K., Tamzil, C. F., Parameswari, P., & Waworuntu, A. (2019). Transnasionalisme: peran aktor non negara dalam hubungan internasional. Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *